Hardiansah Lbs
Universitas Gunadarma
2013
Tugas 1 softkill:
1.
Definisi Individu
Individu berasal dari
kata individum (Latin), Yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.
Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. 1. Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama 2. Rasa,
merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda
isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan 3. Rasio atau
akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera. 4. Rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu
manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
2.
Defenisi Keluarga
Keluarga adalah salah
satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan
atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin
oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa
definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1 .
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2 .
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan
Maglaya,1978 ).
3 .
Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
3. Definisi Masyarakat
Dalam bahasa
Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial,
perubahan sosial, dan rasa kebersamaan.
Istilah masyarakat
disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat
sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:
- J.LGilin dan J.P. Gilin
- J.LGilin dan J.P. Gilin
Masyarakat adalah suatu struktur
atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang
dominan pada warganya.
-
Emile Durkheim
Menurut sosiolog ini masyarakat
adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
-
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur
yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
-
M.J. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
-
Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut.
. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
2 . Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai
akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan peraturan yang
mengatur hubungan antarmanusia.
3 . Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4 . Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem
kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait
satu dengan yang lainnya.
Sumber:http://www.plengdut.com/2013/10/Pengertian-Masyarakat-dan-Ciri-ciriMasyarakat.htm
1. Masalah-masalah dalam keluarga
- Masalah Finansial atau Keuangan keluarga
Menurut saya ini adalah
masalah pemicu konflik yang paling besar yang umumnya melanda pada pasangan
suami istri dalam kehidupan rumah tangganya. Suami pengangguran atau di PHK,
suami memiliki gaji kecil sehingga tidak bisa memenuhi semua kebutuhan
keluarganya, memiliki banyak hutang yang sudah lama belum bisa terbayar, gaji istri lebih besar daripada suami, dan
masalah-masalah lainnya yang menyangkut dalam hal keuangan inilah sumber pemicu
konflik pertama yang menjadikan ketegangan diantara pasangan suami istri.
Pasangan suami istri yang tidak siap dengan kondisi seperti ini biasanya akan selalu
bertengkar dan saling menyalahkan, mungkin bisa jadi akan berujung kepada
perceraian, atau salah satu dari pasangan kabur dari rumah dan meninggalkan
keluarganya begitu saja.
Solusinya
antara lain:
·
Hal yang harus diperhatikan para pria
sebelum menikah adalah memantapkan kondisi finansial terlebih dulu. Ini bukan
berarti kita harus memiliki semuanya, tapi dengan kesiapan kondisi keuangan
akan memudahkan kita dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang notabene
sangat membutuhkan banyak sekali pengeluaran uang.
·
Hendaknya anda sudah bekerja atau
memiliki penghasilan sendiri sebelum menikah.
·
Hendaknya suami bisa mengantisipasi
segala kemungkinan yang ada apabila suatu saat dirinya di PHK dari
pekerjaaanya. Menabung untuk membangun bisnis sendiri adalah solusi pertama
yang bisa dicoba. Tidak mungkin kan kita sampai tua bekerja terus menjadi
karyawan.
·
Hendaknya suami terus berusaha walau
bagaimanapun hasilnya untuk selalu bekerja dan menghasilkan uang. Ini adalah
untuk menutup pintu fitnah dari bahaya laten suami pengangguran alias benalu
dalam keluarga.
·
Peran istri sangat mendukung dalam
masalah ini. Apabila mengetahui kondisi suami yang baru saja di PHK atau usaha
yang sedang dirintisnya mengalami kebangkrutan, jangan sekali-kali bersikap
antipati dan mencibirnya. Berusahalah sabar dan menerima keadaan, teruslah
menyemangati suami agar tetap berusaha dan mencari pekerjaan atau menumbuhkan
kembali semangat wirausahanya. Biasanya konflik terjadi akibat istri yang
terlalu menuntut dan tidak sabar dalam menghadapi kondisi suaminya, mungkin
berbeda halnya apabila suami memang cuek dan tidak mau berusaha dengan keras
untuk bekerja.
2. masalah-masalah dalam masyarakat
- Masalah Tawuran Antar Warga
Penyebab Tawuran Setidaknya terdapat dua faktor
penyebab tawuran.Pertama, faktor internalPenyebab tawuran yang bersifat
internal bisa perseorangan yangtidak bisa menyesuaikan diri dilingkungannya,
tapi bisa jugasatu keluarga yang tidak bisa adaptatif dilingkungannya.Kasus
tawuran antar warga, ada yang disebabkan pribadi dalamkeluarga. Suami isteri,
tidak bahagia suka konflik menyebabkananak-anaknya kehilangan jatidiri dan
menjadi bengal (bandel)yaitu tidak mengindahkan nasihat orang tua, keras
kepala, dansuka melawan orang tua. Itu terjadi karena orang tua tidak dapatmenjadi
contoh teladan dalam hidup berumah tangga.Akibatnya, anak-anak suka membuat
gara-gara dirumah, ditetangga dan lingkungannya.
Solusinya
:
·
Menyerahkan semua persoalan pada norma hukum/adat yang berlaku.
·
Menindak tegas para provokator/para
pelaku kerusuhan.
·
Menjadikan musyawarah sebagai
penyelesaian yang utama.
·
Tindakan main hakim sendiri harus
mengikuti aturan dari pihak pemerintah desa & kepolisian.
·
Menciptakan ikrar perdamaian.
Definisi Pemuda
Pemuda adalah
suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan,
terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda
diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi
tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut
pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja,
ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan
suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda
dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai
tersebut.
Proses
kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam
membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut
dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada
di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Mungkin ada yang bilang kalau zaman sekarang generasi
muda hanya bisa mengkritisi segala kekurangan dalam pembangunan yang ada,
bukannya kasih solusi tapi generasi muda terus saja mengkritik setiap
kekurangan yang ada dalam setiap usaha pembangunan dalam pemerintah. Memang
sudah seharusnya kita sebagai generasi muda harus ikut memberikan solusi dari
apa yang kita kritik, dengan begitu kekurangan dalam pembangunan bisa diatasi.
Bagi setiap orang mungkin yang namanya mengkritik
adalah suatu hal yang paling mudah dilakukan daripada kita sebagai generasi
muda memberikan solusinya. Tidak tanggung-tanggung, dari seorang generasi muda
saja bisa menghasilkan banyak sekali kritikan, maka bisa saja dari kritikan itu
bisa menjadi masalah baru dalam setiap pembangunan.
Sebagai generasi muda yang baik seharusnya kita selain
bisa memberikan kritikan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung,
seharusnya juga bisa memberikan solusi terbaik untuk memperbaiki kekurangan
dalam pembangunan tersebut.
Dengan begitu aktifitas pembangunan
bisa berjalan dengan lebih cepat berkat partisipasi dari pemikiran-pemikiran
para generasi muda yang ada.
Jika memang tenaga dalam pembangunan masih kurang,
seharusnya kita bantu mereka yang sedang berusaha membangunkan negeri ini.
Tidak harus dengan keluar keringat untuk membantunya, bisa juga dengan
memberikan ide-ide atau gagasan suatu cara paling efektif dalam proses
pembangunan tersebut. Maka berpikir
kreatif sangat diperlukan di sini agar setiap ide yang kita masukkan
benar-benar bisa menjadi suatu solusi.
Ingin proses pembangunan di negeri ini bisa berjalan
lebih cepat dan efektif? Maka dari itu sebagai generasi muda yang masih
memiliki ide-ide segar bisa kita sumbangkan untuk menambahkan solusi dalam
setiap permasalahan yang muncul di setiap usaha pembangunan. Generasi muda juga
merupakan penerus suatu pembangunan bangsa, maka dari itu partisipasi kita
sangat dibutuhkan di sini.
Kalau mau menyumbangkan ide, kita bisa menyumbangkannya
melalui tulisan. Seperti contohnya di dalam blog ini, sebenarnya yang awalnya
saya hanya ingin menuliskan unek-unek di pikiran saya tapi ternyata secara
tidak langsung bisa bermanfaat untuk masa depan generasi muda kita. Karena blog
ini bisa diakses dari mana pun dan kapan pun maka semua orang bisa mengetahui
unek-unek saya mengenai masa
depan generasi muda sekarang ini.
Meski begitu, dalam usaha menyumbangkan solusi yang
kita miliki tidak harus menggunakan tulisan melalui blog, bisa juga melalui
poster kecil-kecilan yang penting tulisannya bisa dilihat dan terbaca. Tidak
usah banyak-banyak, biar bisa dilakukan secara menyenangkan kita bisa menyumbangkannya
sebulan sekali atau seminggu sekali.
Asal Anda tahu, kalau generasi muda di negeri
jumlahnya ada banyak sekali, jika setiap minggu para generasi muda mau
menyumbangkan ide tentang solusi pembangunan, bukankah suatu cara yang sangat
cepat untuk menyampaikannya kepada para pelaku usaha pembangunan yang lebih
tinggi? Dan itu bisa mempermudah pekerjaan mereka, selain itu tentu saja
pembangunan di negeri ini bisa dengan mudah terlaksana.
Generasi muda adalah mereka yang
akan meneruskan usaha pembangunan di negeri ini, oleh sebab itu jika kita sudah
terbiasa untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang ada sekarang, maka pada
waktu yang akan datang akan lebih mudah bagi para generasi penerus untuk
memaksimalkannya. Untuk itu sebagai generasi muda yang cemerlang, mari kita
tingkatkan terus pembangunan di negeri ini.
Untuk mewujudkan
pengembangan pendidikan dan ilmu penge¬tahuan, diusahakan penambahan,
fasilitas-fasilitas dengan prioritas yang tepat dan disesuaikan dengan
kemampuan pembiayaan, baik yang bersumber dari Negara maupun dari masyarakat
sendiri.
Guna melaksanakan apa
yang telah ditentukan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tersebut, selama
Repelita II telah, diusahakan penanganan yang lebih mendasar terhadap
masalah-masalah pen¬didikan sehingga dapat diberikan unsur-unsur yang cukup
untuk meneruskan jiwa dan nilai-nilai 45 kepada generasi muda.
Hal ini diusahakan
antara lain dengan menggariskan serang-kaian kebijaksanaan pokok sebagai
berikut :
(1). Perluasan dan
pemerataan kesempatan belajar berhubung de- ngan laju pertambahan kelompok-kelompok
usia anak didik dan lulusan yang berbakat yang mencari tempat di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
(2). Pemeliharaan dan
peningkatan mutu pendidikan pada semua tingkat dan jenis pendidikan.
(3). Pengembangan
sistim pendidikan yang lebih serasi (relevan) de¬ngan pembangunan,
(4). Pemantapan
pendidikan di luar sistim sekolah (pendidikan non formal) dan usaha-usaha
pembinaan generasi muda.
(5). Pengembangan
efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan sehingga dapat diandalkan
untuk melaksanakan pembaharuan pendidikan.
Garis-garis Besar
Haluan-Negara telah menetapkan bahwa usaha pembinaan generasi muda sebagai
tunas-tunas bangsa ditujukan agar mereka dapat menjadi generasi yang labih
baik, lebih bertanggung-jawab dan lebih mampu mengisi dan membina kemerdekaan
bangsa. Pembinaan dilakukan melalui bentuk-bentuk dan cara-cara kegiatan yang
dapat diterima oleh generasi muda itu sendiri. Dalam hal ini maka pembinaan itu
meliputi gerakan pramuka, lewat berbagai orga¬nisasi untuk meningkatkan
kegiatan produktif dan kesegaran jasmani yang bersifat kreatif, melalui penyediaan
berbagai latihan, bimbingan dan rangsangan untuk melaksanakan sendiri
proyek-proyek sederhana dan lewat berbagai kesempatan kerja yang terbuka.
Dalam pembinaan
organisasi dan aktivitas generasi muda maka selama lima tahun terakhir ini
telah dilaksanakan pembentukan unit kerja produktiff yang mengikut-sertakan
22.702 orang, penataran pem¬bina pemuda/pimpinan organisasi sebanyak 4.161
orang, pengiriman dam penerimaari pemuda ke dan dari Kanada sebanyak 176 orang,
pro-yek perintis KEJAR (Kerja sambil Belajar) sebanyak 170 orang, per¬tukaran
pemuda antar propinsi sebanyak 170 orang.
Secara menyeluruh
pembinaan organisasi dan aktivitas generasi muda mengikut-sertakan sebanyak
27.3,79 orang selama jangka waktu lima tahun. Dalam tahuri 1978/79 direncanakan
untuk menatar 1.200 pemimpin organisasi pemuda, 640 orang pembina pemuda dan
7.524 latihan ketrampilan. Dengan demikian maka selama Repelita II pem-binaan
organisasi dan aktivitas peanuda mengikut-sertakan. generasi muda sejumlah
36.743 orang. Di samping itu telah disusun paket kuri-kulum latihan kepemudaan
sebanyak 5 naskah dan pengadaan buku pedoman pembinaan generasi muda sebanyak
25.000 eksemplar.
Bantuan kepada Pramuka
diberikan dalam bentuk pembangunan sejumlah 15 buah Pusat Kegiatan Latihan
Pramuka (Cadika). Penye¬-diaan prasarana fisik ini akan dilanjutkan pada tahun
1978/70 dengan membangun sejumlah Pusat Latihan Pramuka lainnya. Di samping itu
dilakukan kursus/seminar yang diikuti 2.150 orang dan pengadaan buku pegangan
sebanyak 2.500 eksemplar. Bantuan juga diberikan dalam Munas Gerakan Pramuka.
KNPI yang dibentuk di
tingkat Pusat dan Daerah dalam tahun 1974 terus dibantu dalam berbagai bentuk
kegiatan antara lain meng-adakan rapat kerja/musyawarah kerja yang
mengikut-sertakan 685 orang dari 26 propinsi, lokakarya/seminar sebanyak 90
orang, pendi-dikan/penataran sebanyak 12.220, orang serta kegiatan
internasional sebanyak 35 orang. Di samping itu disediakan kegiatan penerbitan/
pencetakan sebanyak 24.000 eksemplar dan panyediaan sarana untuk meningkatkan
aktivitas sebanyak 5 unit.
peranan mahasiswa dan masyarakat
Peranan mahasiswa terdiri sebagai berikut :
1. Agen of change atau berperan sebagai agen perubahan
Mahasiswa sebagai agen of change. Mungkin kata-kata
agen sering identik dengan penyalur atau perantara atau sales sedangkan change
adalah perubahan yang lebih baik lagi. Jadi mahasiswa sebagai agen of change
menurut pendapat saya adalah mahasiswa sebagai perantara perubahan yang lebih
baik lagi dari masyarakat. Mahasiswa mendapat kesempatan lebih untuk
mengengeluarkan pendapatnya kepada pemerintah. Dengan adanya mahasiswa aspirasi
masyarakat tentang kebijakan pemerintah bisa di sampaikan dengan baik oleh
mahasiswa. Kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah tentang perubahan
undang-undang atau yang lainnya dapat di protes oleh mahasiswa dengan kreasi
nya dalam menyuarakan pendapatnya.
2. Social control atau berperan sebagai kontrol sosial
Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang berbeda
sifat, ras, suku, agama, tingkah laku, dan lain sebagainya. Dengan
perbedaan-perbedaan tersebut konflik atau pertikaian bisa saja terjadi di
antara mereka. Misalnya perbedaan agama bisa menjadi konflik yang serius jika
tidak ada toleransi antar masyarakat tersebut. Dengan demikian peran mahasiswa
sangat dibutuhkan untuk menjadi kontrol atau penengah di dalam masyarakat.
Mahasiswa yang baik bisa menjadi mengontrol masyarakat yang ada di sekitar nya
sehingga konfilk yang terjadi bisa di atasi dengan baik.
3. Iron stock atau berperan sebagai penerus
Apakah yang dimaksud dengan iron stock ???. yang
dimaksud dengan iron stock yang pasti bukan iron man yaa.. hehe. Iron artinya
besi atau seterika atau kuat dan keras sedangkan yang di maksud dengan stock
adalah persediaan. Jadi mahasiswa sebagai iron stock yaitu
Mahasiswa menjadi persedian yang kuat dan menjadi
penerus harapan bagi bangsa. Mahasiswa yang mempunyai intelegensi dan akhlak
yang baik dapat menjadi penerus bagi generasi yang sebelumnya. Sebagai pemuda
mahasiswa harus memanfaatkan kondisi ini dengan baik. Dengan cara belajar
dengan rajin dan baik agar suatu saat nanti menjadi pemimpin bagi bangsa dan negara ini.
Peranan masyarakat
Agenda peningkatan optimalisasi dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan pada era globalisasi seperti saat ini semakin
memiliki nilai strategis untuk dibicarakan. Hal ini cukup penting, mengingat
dari rangkaian pembicaraan yang terjadi, diharapkan akan memunculkan
pemikiran-pemikiran, ide-ide serta gagasan-gagasan yang inovatif, kreatif serta
berwawasan ke depan bagi kemajuan hubungan yang lebih erat antara pemerintah
dan masyarakat. Dari pembicaraan itu juga, bisa saja ditemukan
kesimpulan-kesimpulan yang baik bagi pengembangan serta peningkatan partisipasi
masyarakat.
Sebagaimana kita tahu, saat ini, partisipasi
masyarakat telah berada dalam posisi yang semakin penting. Ini terjadi sebagai
konsekuensi logis dari terbukanya kran kebebasan berekspresi masyarakat akibat
proses reformasi yang terjadi tahun 1998 di Indonesia. Dampaknya, masyarakat
menjadi lebih kritis dan terbuka mengakaji serta mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan pemerintah.
Dari kondisi tersebut, bermunculanlah lembaga-lembaga
yang tumbuh di tengah masyarakat yang bukan saja sebagai wujud kepedulian
terhadap nasib mereka sendiri. Ternyata lembaga-lembaga atau organisasi itu ada
pula yang tumbuh menjadi alat-alat atau sarana-sarana bagi mediasi kepentingan
masyarakat, termasuk pula kepada pemerintah. Terkait dengan hal itulah, adalah
hal yang wajar saat ini jikalau pemerintah sendiri melihat hal ini dengan bijak
serta berbaik sangka. Pemerintah harus pula siap menjadi lebih terbuka,
akuntabilitas serta lebih transparan menghadapi iklim yang terjadi di
masyarakat saat ini.
Berbagai rencana pembangunan yang dimiliki pemerintah
semestinya sudah mulai mengajak partisipasi masyarakat. Karena tanpa didukung
peran serta masyarakat, pembangunan yang dilaksanakan akan menjadi kurang
efektif. Dari tahun ke tahun, proses pembangunan yang dilakukan pemerintah
ternayta juga semakin dikritisi oleh masyarakat. Dan dampaknya, tumbuh
bias-bias negatif dari masyarakat terhadap proses pembangunan yang sedang atau
akan dilakukan. Salah satu gejala negatif yang muncul di tengah masyarakat,
yakni tumbuhnya sebuah sikap yang apatis terhadap proyek pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah. Sekurang-kurangnya, ternyata masyarakat ada yang tidak
peduli dengan proses pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.
Ini jelas menunjukkan adanya sebuah gejala kurangnya
partisipasi masyarakat terhadap agenda pembangunan. Kasus ini misalnya muncul
dalam beberapa peristiwa penolakan masyarakat terhadap beberapa proyek
pembangunan yang akan dilakukan pemerintah. Salah satu indikasi yang mungkin
timbul bisa jadi karena berangkat dari adanya ketidakberdayaan masyarakat untuk
menghadapi masalah internal mereka.
Dari sana tumbuh gejala-gejala kekecewaan yang
akhirnya bisa saja terakumulasi pada pemerintah, termasuk ketika pemerintah
justeru bermaksud memperbaiki masyarakat lewat agenda pembangunan yang
dilakukan. Di samping hal tersebut, bisa jadi pemerintah yang memang kurang
melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Meskipun kritik-kritik di
atas ada benarnya, tetapi dengan hanya menyalahkan masyarakat tanpa mencari
faktor-faktor penyebabnya maka permasalahannya tidak dapat dipecahkan. Yang
lebih penting adalah mencari solusi yang sifatnya komprehensif dan sistematis,
sehingga setiap masalah yang ada bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.